Mijon, Aqua, dan Seprit :D

Teringat cerita Mr. Edy di kelas tentang ketika beliau sedang bertugas ke suatu kota di Jawa bersama seorang temannya (*aku lupa kota apa pokoknya isinya orang Jawa). Waktu itu lagi bulan puasa. Kejadiannya sore hari saat berbuka puasa, Bapaknya habis jalan-jalan dan merasa kecapean. Akhirnya beliau singgah di sebuah warung untuk beli minum.

E=Mr.Edy
P=Penjaga warung
T=Temennya Mr.Edy

E: (Sambil ngos-ngosan karena dehidrasi) "Mas, ada Mizone ga?"
P: "Wah, ga ada, Mas."
E: (Melirik ke kulkas) "Lha itu ada di pojok bawah...?" (Sambil nunjuk)
P: (Ikutan melirik ke arah yang ditunjuk Mr.Edy) "Ooo..., itu Mijon." (bilang mijon-nya dengan logat Jawa yang kental)
E: "Haaa...hahhaaa...." (Lemes terbata-bata sambil megangin lutut)
T: "Kamu kenapa, Ed?" (khawatir)

Kalo aku yang cerita jadi ga lucu. Tapi waktu itu Bapaknya cerita dengan ekspresi, gaya, dan logat ngomong yang mengena banget!  Apalagi pas bilang "Mijon". Astaga....

Jadi teringat cerita sejenis yang terjadi pada Bapakku sendiri saat menjadi panitia suatu acara keagamaan di musholla deket rumah. Kalo ga salah sih acara Isra Mi'raj, Maulid Nabi, apa apa lah aku lupa. Untuk air minum saat acara makan-makan mereka memutuskan untuk membeli air mineral kemasan gelas saja agar lebih praktis dan ga ribet.
Nah, di daerahku itu, Kalimantan Selatan, ada merek air mineral lokal yang bernama "Prof" diproduksi di daerah Mandiangin. Kalo harga sih jelas lebih murah daripada Aqua yang udah menasional.

Cerita ini juga terjadi di sebuah toko.... dan tentu saja percakapan pada cerita ini terjadi dalam bahasa Banjar tetapi sudah di-translate oleh penulis.
B: Bapakku
P: penjaga toko
A: tukang angkut barang

B: "Pak, beli Aqua gelas dua dus."
A: (Datang dan meletakkan satu dus di depan Bapakku)
B: "Lho, kok Prof? Saya mintanya kan Aqua...."
P: "Iya. Itu kan Aqua? Aqua Prof!"
B: ??? (Berkata dalam hati, "Jadi ini Aqua apa Prof?")

Aku sendiri juga pernah mengalami hal seperti itu, baru-baru aja malah. Waktu itu aku mau berangkat kuliah. TKP-nya di suatu warung di perjalanan dari rumah ke kampus (warung yang mana mending aku rahasiakan). Aku lagi sakit perut, mual dan sebah gimana gitu. Kayaknya masuk angin. Kupikir minum minuman bersoda bakalan bikin perutku lebih seger.
A: Aku
M: Mba' yang jaga warung.

A: "Mba', ada Sprite kaleng ga?" (Aku sukanya Sprite daripada Coca-Cola, Pepsi, atau Fanta rasa apapun)
M: "Wah, ga ada tuh."
A: "Kalo minuman soda yang lain ada ga yang kaleng juga?"
M: "Ga ada."
A: (Setengah ga percaya warung ini ga jual soda, nengok ke kulkas) "Lha itu ada Fanta, Mba'?"
M: "Oh, Fanta...."
A: "Fanta kan soda juga, Mba'." (Agak kesel) "Ya udah, Fanta Stroberi aja satu."
M: (Ngambilin Fanta di kulkas lalu mau ngasih ke aku)
A: (Melihat di belakang kaleng Fanta yang baru di ambil Mba'nya ada Sprite kaleng) "Itu Sprite-nya ada, Mba'." (Makin sebel, efek sakit perut)
M: "Oh, Seprit yang itu."
A: "Iya. Yang itu satu." (Belum nyadar karena efek sakit perut)

Lalu transaksi jual beli terjadi. Saat sudah di jalan tiba-tiba teringat cerita Mr. Edy tentang Mijon... baru nyadar.... cekikikan sendiri di tengah jalan.... kayak orang setress!

Jadi hikmah yang kita ambil dari cerita-cerita ini adalah....

"Ketika mencoba beli minuman di warung, mending cek sendiri isi kulkasnya, jangan pernah percaya kalo orangnya bilang minuman yang kita cari ga ada."