Rabu, 11 Mei 2011

Boleh Pacaran Asalkan...

Yup, menurutku yang terinspirasi *halah* dari para ahli yang sudah mengkajinya ini, bahwa pacaran itu boleh-boleh aja dan ngga haram dalam Islam. Tetapi dengan syarat, yaitu tidak melanggar syariat Islam dalam hal hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya. Sebenarnya bukan pacarannya yang dilarang... Tetapi kegiatannya.

So, syarat-syarat pacaran yang dibolehkan itu adalah...
  1. Harus ada tujuan yang jelas
    Ngga bisa dunk kalo pacaran tu cuman buat have fun doank. It's worthless alias geje. Mending buat ngelakuin hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Apalagi yang niatnya ikut-ikutan... Emang kalo orang-orang pada lompat ke jurang kita juga bakalan ikutan lompat ke jurang, gitu?!
    Enaknya sih tujuan pacaran tu buat masa penjajakan, yaitu melihat kecocokan anatara dua insan yang berencana menyatukan jiwa dan raganya dalam ikatan pernikahan.
  2. Tidak ada hubungan seksual.
    Wohooo..., sudah sangat-sangat jelas ini. Orang yang masih waras pastinya ga bakalan mau berhubungan seksual di luar nikah. Zina itu! Hukumannya adalah seratus kali cambuk. Kalo ga sempat dapat di dunia ya bakalan dikasih di akhirat.
    "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)

  3. Tidak ada kontak fisik lainnya
    Yang artinya ngga bakalan ada ciuman *hoeks*, raba-rabaan *idiiih!*, pelukan, cubit-cubitan, pijat-pijatan, pegangan tangan, gandengan, bahkan salaman.

    Rasulullah SAW bersabda, "Lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). "
  4. Tidak berkhalwat alias berdua-duaan
    Karena yang ketiga adalah setan. Karena setan itu akan senantiasa merayumu untuk melakukan maksiat terlebih lagi saat ada kesempatan. Jadi, ngga ada tuh apel malam mingguan, duduk berduaan, wakuncar alias waktu kunjung pacar, apalagi nginep di rumah atau kostan pacar *hiiiii!*
    Jadi, kalo mau nge-date minta ditemenin aja..., siapa kek gitu, lebih bagus lagi kalo masih keluarga.
    "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim)

  5. Menjaga pandangan
    Artinya jelas bakalan ngga ada pandang-pandangan, ga da mandangin foto pacar, kecuali ngelihatnya pas saat diperlukan aja. Ga mungkin kan kita ngga lihat sama sekali orang yang lagi ngomong sama kita, misalnya. Apalagi mandang-mandangin aurat. Oiya, seluruh tubuh wanita itu aurat lho, kecuali wajah dan telapak tangan. Bagusnya, suara juga aurat.

    "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q. S. An Nuur : 31)
  6. Tidak ada rayuan-rayuan gombal
    Misalnya panggilan-panggilan "sayang", "honey", "beib", "my sweety", bahkan panggilan-panggilan sayang semacam "kebo", "mbe", "tokek", "kodok", atau penghuni kebun binatang lainnya *lho kok?* semua itu dilarang. Siapa elu?! Nyokap lu aja apa lu panggil kayak gitu??

    Ga cuma panggilan, rayuan-rayuan gombal lainnya juga ga boleh, misalnya "beib, dari bermilyar-milyar bintang yang ada di langit, kamulah yang paling cemerlang," atau "dunia serasa milik kita berdua, say..."
    Cewek kalo ngomong emang halus ya kan? Tapi bukan berarti ngomong ke cowok nonmuhrim mesti halus juga. Yang tegas dunk...! Bukannya malah ngomongnya dibikin sok manja, centil, kecakepan, atau nada sok lemah yang bisa bikin iba. Ingat! Suara juga aurat bagi cewek lho...

    Oiya, cewek tu kalo ngomong ke cowok, selain mesti tegas, juga harus ngomong seperlunya aja. Jadi ga ada tuh obrolan-obrolan ga penting, canda-candaan ga jelas, telpon-telponan ngabisin pulsa, atau sms-sms dan chatting yang bikin jari keseleo.

  7. Tidak melanggar amanah
    Nyadar ga sih kalo pacaran yang berlebihan apalagi yang ga jelas tu dah bikin kita ngelanggar amanah yang dibebankan ke kita. Misalnya gini nih. Karena terlalu sibuk mikirin pacar jadi ga konsen bahkan ga sempat belajar, padahal orang tua kita bilang ke kita gini "Nak, yang rajin belajar ya biar dapat nilai bagus dan jadi orang sukses..." Nah lho, itu amanah, ortu kita nyuruh kita belajar. Atau kita dengan seenaknya ngabisin uang saku yang dikasih ortu ke kita buat nraktir pacar. Apalagi yang nyelundupin duit SPP. Mau belajar korupsi lu, ya?!
    Ada lagi amanah yang lebih penting, yaitu amanah untuk beribadah kepada Sang Pencipta Allah Subhana wa Ta'ala. Mau makan ingat dia, mau tidur ingat dia, jangan-jangan ntar mau sholat juga yang diingat malah dia. Cape' deee....
Udah...! Segitu aja deh kayaknya. Itu juga dah banyak. Ada ya di jaman sekarang orang pacaran yang ga berduaan, ga da nge-date malam mingguan, ga berpelukan, ga da gandengan tangan, ga telpon-telpon sms dan chatting nanyain dah makan apa belum, ga da pandang-pandangan...? Trus pacarannya ngapain aja ya???
Jawabannya: langka.

Tapi emang itulah aturan-aturan dalam Islam. Bukannya untuk merenggut kebahagiaan kita, tetapi sebenarnya untuk menjaga kehormatan dan untuk kebaikan kita sendiri.

Oiya, definisi pacaran setiap orang kan berbeda-beda. Kebanyakan warga dunia masa kini, terutama penghuni negara-negara barat yang cenderung menganut budaya permisif pada pergaulan bebas, berkata bahwa pacaran ya have fun dengan orang yang disukai dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang telah disebutkan di atas.

So, kalau kamu mau pacaran dengan seseorang tapi masih tunduk dengan aturan-aturan di atas, setelah menyadari kenyataan bahwa orang lain di luar sana bisa saja salah paham sehingga menganggap kalian melakukan hal-hal terlarang itu, apakah kamu masih mau dengan pedenya menyandang status pacaran itu?

Ada yang bilang ga punya pacar tu artinya ga laku... Masa' sih??? Bahkan Allah Subhana wa Ta'la menjamin bahwa jodoh adalah qodlo Tuhan yang ga bisa diganggu gugat, dan 
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."

 -Special to my "lil-bro"-

    4 komentar:

    1. like this Lina.,
      Klo mau pacaran dan ga ada aturan2nya, ya langsung aja NIKAH., halal!! he ^^

      BalasHapus
    2. Hoho... bahasanya masih berantakan.
      niatnya mau bikinin buat adek-adek yg masih SMP makanya bahasanya gini. tapi malah tetep berantakan ~_~"

      Oiya, Far, klo dah nikah sih yang ada bukan aturan pacaran lagi, tapi aturan suami istri. qiqiqi ^_^

      BalasHapus
    3. ciyeee Linaa...
      Btw, bagus,.. Intinya jarang banget yang pacaran tpi bisa mnjaga asalka-asalkan yg udh km sebutin..

      :)

      BalasHapus
    4. suka blog yg kaya gini nie,, thanks banget info2 nya

      BalasHapus

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...