Siapa sih yang ga pengen melanjutkan kuliah ke S-2?
"Aku...!!"
*angkat tangan tinggi-tinggi*
Yup! Di saat teman-temanku ribut merencanakan kuliah S-2-nya, aku malah ga pengen :P
Masalah biaya? (biasanya ini alasan utama sih)
TIDAK.
Masalah izin suami? (ini juga banyak terjadi)
TIDAK JUGA. Suami sih asyik-asyik aja.
Fokus ke bisnis?
Hahhaaa..., niat aja engga.
Lalu kenapa?
*masih ada hubungannya dengan tulisan sebelumnya yang berjudul Apa Mimpimu?*
Mungkin arti sukses bagi sebagian besar orang adalah sekolah yang tinggi--bisa berarti melanjutkan S-2 bahkan sampai S-3-- tetapi tidak bagiku. Aku sudah menentukan cita-cita. Aku ingin jadi seorang istri yang sukses, juga seorang ibu yang sukses. Aku ingin fokus pada keluarga yang aku cintai. Aku ingin mempersembahkan yang terbaik untuk dia yang aku cintai, yang telah memberikan sangat banyak cintanya kepadaku. Aku ingin....
Aku ingin.....
Aku ingin....
*Stop! Mulai gombal*
Aku ingin meraih cinta Allah dengan beribadah kepada-Nya. OK. Banyak jalan untuk beribadah. Tetapi inilah jalan yang aku pilih. Karena aku suka ^_^ Aku adalah tipe orang jujur (maksudnya hanya akan melakukan apa yang aku sukai). Maka aku mulai berpikir bahwa di sinilah jalanku.
So, apa rencana ke depanku?
Ada yang pernah bermain game simulasi yang bernama The Sims 3? Kadang game-game seperti itu bisa berguna untuk kehidupan nyata, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Di game itu aku membuat keluarga berupa sepasang suami istri berusia "young adult". (Entah apa pikiranku waktu itu) Memulai keluarga dengan modal minim dan rumah sederhana. TANPA WARISAN. Di situ aku belajar bahwa agar tercipta keluarga bahagia (moodnya bagus terus) dan cepat kaya sehingga bisa punya mobil dan mansion, istrinya lebih baik tidak bekerja. Tetapi tetap berada di rumah, bersenang-senang agar moodnya terjaga sehingga saat suaminya pulang maka si istri bisa menyambutnya dengan senyum lebar dan menularkan good moodnya itu. Tak hanya bersenang-senang, istri juga bersih-bersih dan menata rumah, memasak, sampai merawat anaknya (jika ada), dan saat suami pulang masih ada waktu untuk menemani suami, hehe. Dengan begitu, maka suami bisa dipastikan dalam kondisi bahagia sejahtera, sehingga kinerjanya maksimal, bos senang, cepat naik, pangkat, cepat naik gaji :D
Itu hanya salah satu inspirasi, teman... Aku ga sematre itu -_-"
Jadi, bagaimana dengan rencana diri sendiri ke depannya??
Aku mau suamiku saja yang kuliah S-2. Kupikir dia berminat menjadi dosen. Menurutku itu keren ^_^
Aku akan setia di rumah saja menunggunya. yaaah,,, ga sebegitunya sih... nyatanya kan aku bekerja di BPS hampir seharian lima hari seminggu. Aku pikir waktu segitu kurang banyak untuk bersamanya.
Aku pikir daripada aku belajar statistika tingkat lanjut, atau pemrograman lagi... >_< Aku mau pindah haluan menjadi belajar bagaimana melayani suami :P mengatur rumah, memasak, merawat dan mendidik anak. Aku ingin fokus! Kali ini aku ingin fokus! Aku harus punya tujuan hidup. *Halah!*
Selama ini aku pikir aku dikaruniai beberapa bakat yang cukup berguna, tetapi sayangnya tidak ada aku dalami hingga ahli. Semuanya ngambang. Lantas aku berpikir..., jika aku bisa memasak, menjahit, handy-craft, desain, mengatur keuangan, cukup tekun untuk mengerjakan hal-hal kecil, multitasking..., apa yang cocok untuk semua itu? Yup! Jadi seorang istri ^_^ *nyatanya ada beberapa keahlian yang harus dikuasai seorang istri yang malas aku sebutkan di sini*
Mungkin banyak dari kalian berkata, "kemunduran banget sih sebagai wanita?!"
OK... Itu menurut kalian. Setahuku wanita itu sudah punya kodratnya untuk menjadi seorang istri dan ibu dan itu adalah prioritas utama. Bekerja dan berkarir itu prioritas selanjutnya. Bahkan dakwah saja seharusnya dimulai dari rumah tangga. Aku hanya ingin menjalankan kodratku sebagai wanita seutuhnya..., dengan mendahulukan apa yang menurutku lebih baik untuk didahulukan.
Lagipula ukuran sukses setiap orang beda-beda kok. Hakku untuk menentukan standar suksesku sendiri.
Jadi tidak menutup kemungkinan suatu saat aku akan berkarir. Jika pada suatu saat itu aku merasa cukup bisa melakukannya tanpa mengurangi kualitas tugas yang menjadi prioritas utamaku tadi.
Setelah aku baca ulang sepertinya tulisan ini agak ngelantur ~_~a
Baiklah... Alasan aku kurang berminat melanjutkan kuliah S-2 adalah
- Kupikir aku tidak terlalu terlalu tertarik mengumpulkan harta banyak-banyak, jika tujuan kuliah untuk menumpuk harta.
- Aku lebih tertarik ilmu mengurus rumah tangga daripada ilmu-ilmu lainnya, jika tujuan kuliah untuk mengejar ilmu.
- Masih banyak hal lain yang bisa aku lakukan untuk tetap produktif dan tidak tumpul tanpa terlalu banyak terekspos dengan dunia luar, jika tujuan kuliah untuk menjaga produktivitas dan ketajaman pikiran.
...meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selalu dahulukan Allah dalam setiap rencanmu.
...berdiskusi dengan suami ^_^ untuk menyelaraskan pemikiran...
...dan... suamiku mana...? suamiku mana...? Huaaaa...!! Galau pengen pulang T_T
#end#
hahaha!
BalasHapussaya sih masih pengen S2. alasannya? saya belum dapet suami, belum punya banyak uang, belum punya jabatan alias karir gitu2 doang. kalo gak S2, kok rasanya kayak gak punya apa2. jadi, pengen ngejar S2 biar punya sesuatu.
lagian, kalo S2, bisa jadi alesan kalo jodoh telat dateng. bisa ngeles, "maklum, saya sibuk kuliah, ga sempet nyari jodoh" meskipun kenyataannya emang gak laku :D
jiah! jodoh tetaplah jodoh mba'. hehe
BalasHapuskalo emang jodoh, S-3 pun ga bakal bisa menghalangi.
tapi ide bikin alesannya cakep juga, mba' b^_^d
*kayaknya diriku aja deh yg kehilangan semangat kuliah S-2*
'_'a
"life is choice"
^_^/
nice quote : "life is choice"
BalasHapuslanjutannya --> and every choice has risk :)
selamat jd istri yang baik Lin,
aku mau dua2nya,
kuliah sambil ngurus suami..
#eaaa