Jumat, 24 Desember 2010

Mijon, Aqua, dan Seprit :D

Teringat cerita Mr. Edy di kelas tentang ketika beliau sedang bertugas ke suatu kota di Jawa bersama seorang temannya (*aku lupa kota apa pokoknya isinya orang Jawa). Waktu itu lagi bulan puasa. Kejadiannya sore hari saat berbuka puasa, Bapaknya habis jalan-jalan dan merasa kecapean. Akhirnya beliau singgah di sebuah warung untuk beli minum.

E=Mr.Edy
P=Penjaga warung
T=Temennya Mr.Edy

E: (Sambil ngos-ngosan karena dehidrasi) "Mas, ada Mizone ga?"
P: "Wah, ga ada, Mas."
E: (Melirik ke kulkas) "Lha itu ada di pojok bawah...?" (Sambil nunjuk)
P: (Ikutan melirik ke arah yang ditunjuk Mr.Edy) "Ooo..., itu Mijon." (bilang mijon-nya dengan logat Jawa yang kental)
E: "Haaa...hahhaaa...." (Lemes terbata-bata sambil megangin lutut)
T: "Kamu kenapa, Ed?" (khawatir)

Kalo aku yang cerita jadi ga lucu. Tapi waktu itu Bapaknya cerita dengan ekspresi, gaya, dan logat ngomong yang mengena banget!  Apalagi pas bilang "Mijon". Astaga....

Kamis, 16 Desember 2010

Mencintai Sejantan Ali

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.

Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.

Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!


‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.


Kamis, 09 Desember 2010

Quotient about Internet

"The Internet is the world's largest library. It's just that all the books are on the floor."
~John Allen Paulos~

Quotient itu aku dapat dari modul Pembahasan Ujian Tengah Semester Tingkat 4 STIS Tahun 2010 dari Divisi Akademik Angkatan 49 (*halah! lengkap amat). Entah siapa yang telah mem-paste kata-kata itu di bagian akhir pembahasan soal UTS Pemrograman Web tahun 2008. Mungkin niatnya hanya untuk mengisi ruang kosong yang tersisa. Yang jelas keberadaannya di sana menggelitik pikiranku.

Yup, besok aku ujian Pemrograman Web. Lupakan dulu user requirement skripsiku yang semakin lama semakin ada-ada saja. Tapi nyatanya aku tak bisa sehari saja tanpa memikirkanmu wahai skripsiku. Tadi pagi aku jalan-jalan (~_~") ke BPS untuk menyampaikan hasil interview proposal skripsiku dengan Bapak Said Mirza Pahlevi, M.Eng. selaku Sekretaris Jurusan KS yang dari tangan beliau lah tanda tangan acc proposal skripsi akan diberikan. Kakak subject matter yang di BPS Pusat sampai berucap, "Wah, jadi canggih ya ntar sistemnya." Dan aku hanya tertawa setengah hati.

Kok jadi menceritakan proposal skripsi ya??? Yah, setidaknya itu adalah salah satu kendala UTS ProWeb ^_^
Tentang quotient di atas aku jadi kepikiran,
Bener juga ya, di internet kita bisa nyari banyak hal selama rasa berbagi dalam jiwa manusia belum hilang. (*selama tidak tertangkap Nawala Project tentunya... ^.^v)
Orang-orang jaman dulu sebelum ditemukannya internet dan perpustakaan-perpustakaan besar sedang dalam masa kejayaannya apakah terbayang bahwa
Internet sekarang telah membuat kita seperti penyihir, jika menginginkan suatu buku maka tinggal meenggerakkan jemarinya untuk mengayunkan tongkat sihirnya maka buku itu akan datang sendiri menghampiri kita.

Benar-benar teknologi telah mempermudah hidup manusia. Seharusnya dengan segala kemudahan itu kita harus bisa berkreasi lebih banyak.

Dan aku berlindung kepada Allah SWT dari rasa riya dan sombong, karena sehebat apapun yang telah kita ciptakan, tetap lebih hebat manusia yang menciptakannya, Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia 0:-)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...