Rabu, 28 Juli 2010

Aku Pengin Jadi Orang Kaya

Ini salah satu cita-cita aku. Tapi naif banget ya punya cita-cita kayak gini? Atau malah manusiawi?

Tapi sebenarnya aku takut juga kalo ntar aku dah jadi kaya ternyata harta malah ngebutain mata aku dan bikin keras hati aku... malah kujadiin alat buat nindas orang... malah bikin aku tambah tamak seperti meminum air laut yang gak bakal pernah menghilangkan haus... dan malah bikin aku ngedongakin kepala terus pas lewat di hadapan orang... Naudzubillah... Ya Allaah lindungi aku.

Tapi kalo aku gak kaya masalahnya aku ngerasa kurang berguna. Aku gak bisa ngejamin kuliah adek-adekku nanti, gak bisa ngeberangkatin haji kedua orang tuaku. Katanya di sekitar Ka'bah sana sering muncul keajaiban-keajaiban yang bisa jadi teguran keras buat orang yang mengalaminya. Ada juga keajaiban yang baru kelihatan setelah orang itu pulang haji. Aku pengen Bapak sama Mamaku ngersain yang kayak gitu. Biar mereka bisa ngelihat apa hal-hal berharga yang selama ini dah mereka lewatin, dan agar kesalahan-kesalahan mereka bisa dihapuskan oleh Allah Yang Maha Pengampun, sampai cuma tersisa berkah buat husnul khatimah.

Aku sering miris juga ngelihat anak-anak yang sering berkeliaran di jalan-jalan, di pasar, ama di terminal dengan keadaan yang kalo dibandingin sama aku rasanya aku malu pake baju bagus, aku malu tadi habis makan di sebuah resto di mall, aku juga malu bisa tidur nyenyak di kamar kontrakanku. Aku malu.
Kalo waktu ngelihat mereka aku keinget adek-adekku pengen rasanya ngomong ke adek-adekku, "Kalian itu beruntung banget ya. Makan ikan sama ayam tiap hari, tidur di rumah yang layak, sekolah di sekolah bagus, bisa beli buku pelajaran, baju-bajunya bagus-bagus kadang merek distro, punya laptop, punya modem, punya PS, gak pernah dikasarin, gak pernah dijahatin. Apa sih kurangnya kalian tu?!"
Pengin banget rasanya neriakin kata-kata kayak gitu di muka mereka berdua. Tapi kayaknya aku cuma bakalan bikin mereka nangis dan tetep gak ngerti. Karena kata orang, "seseorang yang gak pernah ngerasain rasanya hidup susah gak bakal tau gimana rasanya hidup susah."

Coba kalo mungut anak jalanan tu bisa segampang mungut anak kucing... yang tinggal dibawa pulang, dimandiin, trus dikasih makan dan dikasih tempat tidur yang empuk. ENGGAK! Mungut anak jalanan berarti ada tanggungan ngasih makan nambah satu orang lagi, ngejamin pendidikan mereka, mereka juga punya perasaan jadi mesti ngejaga mental dan ngebentuk moral mereka.

Hingga saat ini aku belum bisa ngelakuin yang kayak gitu. Aku cuma bisa lewat, diem, kadang ngasih makan atau minum kalo lagi bawa dan udah banyak kalo cuma buat aku, kadang aku kasih duit kalo ada duit kecil. Sampai sejauh ini semua yang aku lakuin itu gak signifikan!

Aku gak tau kenapa jumlah mereka kayaknya gak pernah terlihat berkurang. Kenapa harus ada anak-anak yang bernasib kayak gitu. Padahal siapa tau di antara anak-anak itu ada yang jenius. Siapa tau si jenius itu kalo dibesarkan di keluarga BJ Habibie bisa jadi inventor ternama, cuma karena nasibnya kayak gitu dia jadinya cuma bisa bikin alat ngamen yang bagus. Atau di antara mereka ada yang bisa jadi pemimpin besar, yang bisa ngegantiin pemimpin-pemimpin yang pura-pura mimpin dengan penuh egoisme, tapi ternyata mereka cuma bisa jadi ketua preman. Sekali lagi, karena keadaan. Dan apakah ada yang tau seumpama ada anak yang ternyata hatinya semulia permata serta akalnya sejernih kaca, padahal dia bisa aja jadi ulama besar yang bisa ngelurusin akidah muslim-muslim di dunia yang kehadirannya udah kayak buih di lautan, tetapi nyatanya di cuma bisa bungkam ditekan kerasnya keadaan.

Pengen aku ngomong sama mereka, jadi temen curhat mereka. Tapi nyatanya aku yang takut ama mereka. Mereka itu liar, kotor, omongannya kasar, pola pikirnya berantakan. Hatiku terlalu rapuh buat dengerin kata-kata mereka. Lagian emangnya mereka butuh tempat curhat? Emangnya mereka mau diajarin buat ngelurusin prinsip hidupnya?

Nanti kalo aku dah jadi orang yang kayaaaaaaaaa banget, bisa gak ya aku ngerubah instansi dan negara yang udah berantakan ini? Atau bumi yang dah mau habis umurnya ini? Apa aku perlu punya darah Bani Israil dulu...?

Entahlah, setidaknya aku masih bisa bersyukur saat ini. Setidaknya aku masih bisa ngebahagiain orang-orang yang dah sayang dan berkorban besar buat aku. Dan setidaknya aku gak bikin susah orang-orang yang gak seharusnya susah karena aku.

Dan aku bangga, aku masih punya Tuhanku Allah Subhanahu Wa Ta'ala di sisiku. Aku percaya Allah akan selalu menjagaku tanpa merasa berat sedikitpun, sebagaimana tidak beratnya Dia menjaga mereka yang sedang tidur di sana. Aku yakin Dia akan memberikan imbalan yang manis yang udah nunggu mereka di kehidupan yang lebih kekal....

Senin, 26 Juli 2010

Salah Masuk Kelas Malah Tetep Masuk Kelas Orang

Ini adalah kisah tentang aku dan teman sekelasku, mengisahkan kejadian yang menimpa temen sekelasku itu, namanya Ayu *Maaf ya…, nama disamarkan, kecuali jika yang bersangkutan sudah memberikan izin untuk mempublikasikan dirinya secara terbuka :P

Cerita ini juga melibatkan kelas 3KS2. *aku dan Ayu di 3KS1. Tau kan... KS1 dan KS2 (lebih tepatnya jurusan KS) di STIS seperti apa? Selama 3 tahun kuliah dengan 2 kali rolling kelas, orang-orangnya berasa tetap yang itu-itu saja. Lha yang di-rolling adalah 60 mahasiswa yang terbagi menjadi 2 kelas doank. Hitung berapa peluang dua orang akan tetap sekelas selama 4 tahun di STIS!

Siang itu, aku dan Ayu menghabiskan break setelah sesi 2 dengan makan di kantin. Waktu itu kami cuek aja teman-teman yang lain sedang berada di mana, yang penting kami sempat sarapan siang *loh? untuk menenangkan perut dan kami tak akan terlambat mengikuti kelas untuk sesi 2. Kami tak ingin ketinggalan kuliah bapak dosen kami tercinta yang mengajar dengan ramah dan sabar penuh senyum :)

Usai makan di kantin kami naik ke lantai 3.
"Ruang berapa, Yu?" tanyaku.
Ayu yang berjalan di sebelahku mengangkat bahu. Katanya, "Paling kalo gak 2303 ya 2304 kayak biasa."
Aku melihat jadwal kuliah di ponselku, "2303, Yu."
"Pintunya masih ditutup, Lin," kata Ayu menunjuk pintu kelas yang tertutup rapat tanpa celah di depan kami. "Kita telat ya?"
"Ah, masa sih?"
"Kan bapaknya on-time banget?"
"Iya juga sih," kataku. "Tapi tadi aku lihat Sabit (ketua kelas, red) masih di bawah."
"Bisa aja kan dia yang telat," sanggah Ayu.

Selasa, 06 Juli 2010

Sop Udang

Bahan-bahan:
  • 6 udang hidup sebesar dua jari tangan
  • 1 buah wortel ukuran sedang
  • 4 lembar sawi putih
  • 1/4 bagian kembang kol
  • 6 buah baso sapi
  • 1 biji telur ayam
  • 1 batang seledri
  • 3 siung bawang merah
  • 1 siung bawang putih
  • 1 bungkus Royco rasa ayam
  • Margarin secukupnya
  • Garam secukupnya
  • Air untuk merebus
Cara membuat:
  • Buang bagian sungut, kaki depan, tanduk kepala, tanduk ekor udang lalu cuci sampai bersih.
  • Kupas wortel lalu dipotong tipis dan dibentuk bunga atau sesuai selera, potong besar-besar daun sawi putih, bersihkan dan potong kecil-kecil kembang kol. Cuci semua sayuran.
  • Potong tipis baso sapi.
  • Bawang merah dan bawang putih dicincang halus.
  • Panaskan panci, lelehkan margarin, tumis bawang dengan margarin tadi sampai harum.
  • Tuang air secukupnya, tunggu sampai mendidih.
  • Masukkan udang, baso, garam dan Royco, tunggu hingga mendidih.
  • Masukkan wortel, tunggu sebentar kemudian masukkan kembang kol dan sawi putih.
  • Kocok telur dan tuang ke dalam sop, aduk cepat jangan sampai menggumpal.
  • Aduk perlahan-lahan hingga mendidih lagi
  • Taburi seledri yang telah dicincang halus.
  • Angkat dan sajikan.
NB: Biasanya sieh aku membeli udang yang masih hidup. Aku gak tau bagaimana hasilnya jika udang yang dipakai adalah udang yang sudah mati.

UTP cat 3, cat5, cat5e, cat6 dan cat7, coaxial, dan fiber optic

Perbedaan dari masing-masing kategori :

kabel UTP cat3 : kabel jadul, cuma muat 10Mbps, panjangnya sieh tetep up to 100meter. Biasanya buat Ethernet 10BASE-T.

kabel UTP cat5 : adalah kabel UTP dengan standar yang diciptakan pada tahun 2001 oleh TIA/EIA-568-B. Kabel UTP cat5 hanya dapat melakukan transmisi data sebesar 100 Mbit/s, kapasitas maksimum ini sama dengan kapasitas kemampuan ethernet dalam mengirimkan signal data 100BASE-TX [ era tahun 2001 ].

Seiring dengan bertambahnya kebutuhan akan kecepatan, maka telah dikembangkan kabel UTP cat5 ini menjadi kabel UTP cat5e.

Kabel UTP cat5e / cat5e 350Mhz: adalah kabel UTP yang telah ditingkatkan kemampuan menampung lebar data, maupun kemampuan mengirimkan data. Cat5e memiliki kemampuan speed maksimal 350 Mhz atau setara dengan 1 Gbit/s. Selain memiliki kemampuan speed 1Gbit/s, cat5e memiliki noise yang sangat kecil ketika mengirimkan data jika dibandingkan dengan cat5, hal ini dapat dilihat dengan minimnya waktu delay respon ketika mengirimkan data besar.

Kabel UTP cat6 / cat6e : adalah kabel premium yang di pasaran jauh lebih mahal dibandingkan dengan cat5e. Cat6 ini memiliki kemampuan waktu delay yang nyaris 0 [ nol ] ketika mengirimkan data, sekaligus memiliki kemampuan maksimal panjang kabel lebih dari 100 meter. Maksimal kabel cat6 adalah 200 meter dan maksimal lebar data adalah 10Gbit/s.

Kabel UTP cat7 / cat7e : adalah kabel premium yang sangat cocok sebagai media yang high traffic berbagai aplikasi dalam 1 kabel [ single cable ]. Maksimum data yang terkirim adalah 10 Gbit/s dengan frekuensi 1000 Mhz. Berdasarkan spectrum analyze tools, panjang kabel cat7 / cat7e sepanjang 50 meter mampu mengirimkan signal dan data sebesar 40 Gbit/s. Sedangkan untuk kabel cat7 / cat7e sepanjang 15 meter mampu mengirimkan signal dan data sebesar 100 Gbit/s.

Kabel coaxial bisa lebih panjang sampai 500meter, kalo bandwidthnya ada yang 10Mbps dan ada yang 100Mbps. Tapi muahal, trus instalasinya juga susah makanya orang lebih seneng pake UTP.

Fiber optic sieh ga ada matinya, dari yang 1Gbps sampai beberapa Terabit per second (1 Terabit=10^12 bit). Panjangnya pastilah lebih dari 100 meter, bisa berkilo-kilo meter, antar benua malah. asal ga putus aja sieh....

*sebagian besar artikel diambil dari tulisan Herwin Anggeriana.

 Pertama kali diposkan di Facebook 2 Desember 2009 oleh Lina 'Lila' Yuliana

Senin, 05 Juli 2010

Empal Jagung

  1. Menurutku empal jagung ini cukup mudah untuk dimasak sebagai menu sehari-hari, kecuali untuk orang yang malas ngulek (jagung dan udangnya), hehe.... Bahan-bahannya pun cukup mudah dicari.
  2. Bahan-bahan:
    • 2 buah jagung manis
    • 1 ons udang
    • 1 biji telur ayam
    • 1 sendok makan tepung terigu
    • 5 siung bawang merah
    • 2 siung bawang putih
    • 1 batang daun bawang
    • 2 batang seledri
    • Garam secukupnya
    • Merica bubuk secukupnya
    • Minyak untuk menggoreng
  3. Cara membuat:
    • Jagung dicuci kemudian disasap
    • Udang dikupas kulitnya lalu dicuci bersih
    • Bawang merah dan bawang putih diulek sampai halus
    • Jagung diulek, kemudian udang juga diulek
    • Daun bawang dan seledri diiris tipis-tipis
    • Campurkan bawang, jagung, udang, daun bawang, seledri,  garam, merica, dan tepung terigu
    • Masukkan telur dan aduk rata
    • Panaskan minyak, masukkan sesendok demi sesendok ke dalam minyak panas
    • Goreng hingga matang dan berwarna kuning keemasan
    • Angkat, tiriskan, kemudian hidangkan

Minggu, 04 Juli 2010

The Mist at My Campus

Saat itu aku sedang berdiri di depan rak sepatu ruang laboratorium komputer. Aku mencoba sebuah cara yang lebih efisien untuk mengambil sepatuku, yaitu dengan kaki. Ya, efisien, tapi kurang efektif.

Beberapa saat berkutat dengan sepatuku, aku tidak menyadari ada sedikit keributan di koridor lantai dua ini. Semakin banyak orang yang lalu lalang. Sepertinya sedang membicakan sesuatu yang seru. Semakin lama semakin gaduh hingga aku dan temanku bertanya-tanya. What's going on???
"Ada apa? Duit ID mau cair ya?"
"Siapa bilang?!" jawab mereka. "Kami juga ga tau ada apa."
Aku jadi penasaran.

Sesaat aku melupakan interupsi tadi. Aku mulai menyusun rencana apa yang akan aku perbuat seusai kuliah ini. Mau ke kantin, malas turun. Aku menimbang-nimbang untuk langsung naik ke lantai empat saja, ruang kuliah selanjutnya.

Entah hanya perasaanku saja atau benar-benar kenyataan, aku merasakan pandanganku kabur. Aku juga mencium samar-samar bau yang sepertinya familiar tapi aku lupa. Ah, aku berhalusinasi!

Baru saja aku melangkahkan kaki ke anak tangga pertama menuju lantai tiga, tiba-tiba banyak orang tergesa-gesa berjalan berlawanan arah denganku. Kemudian mereka cepat turun ke lantai satu. Aku tak sempat bertanya. Sesaat kemudian kulihat kabut putih mengalir di sela-sela kaki mereka dan udara pun jadi semakin kabur. Bau tak enak ini juga semakin santer. Aku meragukan niatku.

Astaga! Ini asap.

Tragedi Pulau Kelor

Aku terus berlari dan berlari, walau kaki-kakiku terasa berat, meski semakin aku melangkah semakin pasir-pasir itu menarik kakiku masuk ke dalamnya. Pokoknya aku tak boleh berhenti berlari!

Aku menoleh ke belakang. Mereka masih membayangiku, tetapi mereka semakin menjauh dan akhirnya menyerah. Ternyata pasir tidak mendukung baik aku ataupun mereka.

Aku menghentikan pelarianku ini. Jujur, aku lelah. Aku berjalan ke sisi pulau yang satunya. Kulihat sekarang mereka mengejar teman-temanku yang berlindung di sisi lain pulau itu. Terlintas dalam pikiranku untuk melakukan negosiasi dengan mereka.

Aku sudah berpikir untuk melangkah balik dan turun menemui mereka pelan-pelan tanpa membuat gaduh bahkan tak ingin mereka menyadariku. Aku sudah memutuskan. Karena bagaimanapun, semuanya, aku dan teman-temanku, akan menjadi korban keganasan mereka. Namun terlambat, mereka telah membaca langkahku dan mereka tidak mengerti itikad baikku. Mereka salah paham! Mereka pikir aku masih ingin lari. Tidak!

Mereka datang dari dua arah, dari kanan dan kiriku. Aku tak bisa mundur karena aku tidak tahu hal mengerikan apa yang sedang menunggu di belakangku. Dan aku tak bisa maju karena itu sama saja dengan bunuh diri. Aku memilih resiko untuk menghadapi mereka. Aku mati langkah. Pasir-pasir itu tak ingin melepaskan kakiku. Bahkan aku pun kehilangan kata-kata.

Seseorang menyergapku dari belakang. Aku mencoba berontak tapi terlambat. Orang yang lain lagi telah menangkap kedua kakiku.

Sabtu, 03 Juli 2010

Mau Dicaplok Ular Gede

Pada suatu pagi yang cerah (halah!) Lutfi manggil-manggil namaku.
"Lina…! Lina…! Sini sebentar, Lin…! Aku mau nunjukin sesuatu."
"Apaan sieh, Lut?!"
"Sini dulu deh…."
Lutfi ngebujuk aku sambil narik-narik tanganku. Padahal aku dah ga tertarik gitu deh….

"Coba lihat ke atas, Lin!"
Aku mendongak, ngelihat ke arah yang ditunjuk Lutfi.
"Itu! Bagus kan?" katanya sambil senyam senyum bangga.
"Tadi aku sama Handita ketemu program bagus banget deh. Itu! Terus kami utak-atik.

Program???
Yang aku lihat di hadapanku ada ular raksasa gede banget! Diameternya hampir sepanjang rentangan tanganku. Ga tau deh itu ular sebenarnya apa. Entah hologram atau robot. Yang jelas itu program komputer yang diketemuin Handita dan Lutfi.

"Waaaaaaa…….!"
Aku terpana. Tapi lama-lama aku gak tertarik.
"Ah, Lut, ularnya cuman bisa nampang kayak gini aja?" kataku sok-sok meremehkan.
"Enggak kok." Lutfi protes. "Ularnya bisa ngeliatin kita, mencium bau kita, bisa deteksi infrared juga lho."
"Buktinya?!"

Lutfi ngasih instruksi. Terus ularnya merunduk ke arahku. Aku mundur.
"Ular…, gigit Lina!"

Menginstal Cinta


Pelanggan (P): Baik, setelah saya pertimbangkan, saya ingin menginstal cintakasih. Bisakah anda memandu saya menyelesaikan prosesnya?

Custumer Service (CS): Ya, ada yang bisa saya bantu?

CS: Ya, saya dapat membantu anda. Anda siap melakukannya?

P: Baik, saya tidak mengerti secara teknis, tetapi saya siap untuk menginstalnya sekarang. Apa yang harus saya lakukan dahulu?

CS: Langkah pertama adalah membuka HATI Anda. Tahukah Anda di mana HATI Anda?

...hilang...

Bila handphonemu hilang,
Kau bisa memakai duitmu untuk membeli yang baru.
Bila temanmu hilang,
Bisakah kau memakai duitmu untuk mencari yang baru?

Bila kartu SIMmu hilang,
Kau bisa meminta operator untuk mengembalikannya padamu.
Bila temanmu hilang,
Bisakah kau meminta seseorang untuk memaksanya kembali padamu?

Bila handphonemu tertinggal di seberang lautan,
Kau bisa memakai jasa pengiriman untuk mengantarkannya padamu.
Bila temanmu tertinggal di seberang lautan,
Bisakah kau memaksanya pergi ke tempatmu?

Bila handphonemu rusak,
Kau bisa membawanya ke service center untuk diperbaiki atau beli yang baru saja.
Bila temanmu rusak,
Bisakah kau hanya mengantarnya ke rumah sakit atau cari yang baru saja?

Bila handphonemu jatuh,
Kau bisa langsung mengambilnya.
Bila temanmu jatuh,
Bisakah kau membangkitkan kembali semangatnya?

Bila handphonemu dicuri orang,
Kau bisa mengejar malingnya atau beli yang baru saja.
Bila temanmu diambil orang,
Bisakah kau merebut hatinya kembali?

Bila handphonemu mengkhianatimu,
Tinggalkan saja, beli yang baru.
Bila temanmu mengkhianatimu,
Tinggalkan saja, cari yang lain.
Tak akan semudah itu….

Diposkan pertama kali di Facebook 24 Juni 2009 oleh Lina 'Lila' Yuliana
dengan judul Handphone vs Teman

Prakata (kayak mau nerbitin buku aja)

Assalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Karena salam itu doa dan mendoakan kebaikan untuk orang lain,
ga pa pa lah nulis salamnya yang lengkap.

Mau ngucapin terima kasih dulu buat Allah SWT yang telah memantapkan hatiku untuk mulai menulis blog lagi. Terima kasih juga buat bapakku yang udah beliin modem sekalian ngisiin pulsanya. Dan ucapan terima kasihnya juga buat semua-semuanya yang terlibat dalam proses pembuatan blog ini. *halah!

Perkenalan dulu deh.
Namaku Lina Yuliana, nama lainnya Lila Ubul. Aku sering jalan-jalan di dunia maya pake nama itu. Kalo ditanya asal-usulnya ntar aja ya di postingan yang lain, soalnya ceritanya panjang.
Okeh, kita pake bahasa santai aja ya. bukannya aku ga bisa nulis pake Bahasa Indonesia yang baik dan benar sieh, tapi nanti ada saatnya. Tenang aja.

Sekarang aku tinggal di Jakarta Timur. Rumahku, atau rumah keluargaku, sebenarnya ada di Kalimantan Selatan. Aku di Jakarta buat menuntut ilmu. Aku juga masih sering bingung merenungkan kok aku bisa sampai di sini. Tapi aku percaya Allah sudah menetapkan takdir yang terbaik buat aku. Bukannya aku menyesali sieh, cuma aku gak habis pikir betapa beruntungnya diriku bisa seperti sekarang ini.

Aku sehari-harinya kuliah di sebuah Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) yang bernama Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) di bawah naungan Badan Pusat Statistik (BPS). Itu loh, yang kuliahnya ga perlu bayar malah dikasih uang saku, tapi ntar kalo lulus harus kerja di BPS dan ga boleh ke tempat lain coz dah terikat kontrak. Aku mengambil jurusan Komputasi Statistik sehingga aku diajarin bagaimana menerapkan pengetahuan komputasi pada bidang statistik. Kalo menurutku, asyik sieh kuliah di sini walaupun kadang spot jantung juga. hehe... Banyak hal-hal ajaib yang terjadi di sini.

Selain kuliah ngapain ya? Pulang ke kost, eh, ngontrak rumah ding. Aku suka maen PC game. Baca novel thriller, fantasi, ama detective, baca buku-buku nonfiksi aku juga suka terutama buku astronomi, sains dan Al-Quran, psikologi, metafisika, fisika beneran, komputer, fotografi dan editingnya, dan bacaan-bacaan nonfiksi lainnya deh. Kalo minat sieh aku suka masak. Hunting makanan baru juga suka. Sebenarnya suka programming walaupun jarang bikin. Ngenet juga, bisa betah seharian laptopnya nyala nungguin orangnya lagi tidur siang. hehe....

Awalnya aku bingung blog ini mau kubikin konsep apa. Karena masih pemula akhirnya aku mutusin kalo blog ini isinya bakalan apa aja deh yang terlintas di benakku dan ingin aku tulis. Dari sharing pengetahuan, cerita pengalaman, opini, sampai curhat ga penting.

Kalo dilihat nuansanya agak gelap gimana gitu.... Maksudku itu ada bumi ama bulan, di belakangnya ada langit yang kita gak tau batasnya sampai mana. Hal-hal kayak gini selalu ngingetin aku bahwa betapa kecilnya aku di dunia ini, bahwa manusia itu gak ada apa-apanya di alam semesta yang maha luas ini. Jadi alangkah gak tahu dirinya orang yang berani sombong, apalagi pada Tuhan.

Itu bulannya editan lho. Kalo foto dari NASA kan biasanya bulannya kusam dan gak ada glow-nya. Secara gak ada atmosfer gimana mau ada glow-nya. Kalo yang lainnya ngikutin template yang udah ada aja lah diedit dikit.

Dari sekarang, doakan aku bisa konsisten meng-update blog ini. Aku mau melatih skill menulisku. Bermanfaat juga buat skripsi nanti. Untuk awal-awal, biar gak terlihat kosong melompong karena kayaknya aku gak bakalan posting tiap hari, akan aku isi dengan tulisan-tulisanku yang dulu yang pernah dipajang di tempat lain kayak note di facebook atau mading, atau buletin, dan lain-lain. Tapi aku jamin menarik kok.

Sekian aja deh prakatanya. Oh ya, perkenalkan juga nieh icon si Lila Ubul. Awalnya cuma coret-coretan di kertas, trus iseng aku bikin pake Corel Draw.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...